Aparat kepolisian terpaksa membubarkan aksi demo secara paksa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5) dini hari. Pembubaran paksa itu terpaksa dilakukan setelah negosiasi polisi tidak diindahkan aksi demo.
Aparat kepolisian bentrok dengan aksi massa. Polisi terus memukul mundur hingga kawasan Tanah Abang. Bahkan, sejumlah massa sempat melakukan pembakaran.
Aparat kepolisian masih terus berupaya membubarkan aksi massa. Petugas kepolisian mengimbau agar massa membubarkan diri dan sekaligus mengingatkan untuk sahur.
Aparat kepolisian masih bentrok dengan aksi massa di kawasan Tanah Abang. Hingga saat ini, massa masih melakukan perlawanan dengan melempari petugas polisi dengan batu hingga molotov.
Bentrokan antara aparat kepolisian dengan aksi massa menelan sebanyak enam korban jiwa. Sebanyak enam orang yang meninggal dunia dikabarkan dari aksi massa.
Aparat kepolisian menyebut kericuhan yang terjadi dalam aksi demo di depan Gedung Bawaslu akibat ada pihak ketiga yang memprovokasi yang berasal dari luar Jakarta.
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengimbau kepada seluruh aparat keamanan yang bertugas mengamankan aksi demo agar bisa menahan diri dan tidak terprovokasi.
Massa menemukan ratusan peluru tajam dari mobil Brimob saat melintas di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Ratusan peluru tersebut disita oleh massa.
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Asrorun Niam Sholeh mengingatkan kewaspadaan umat dan masyarakat terhadap upaya-upaya provokasi selama bulan Ramadhan.